Hutan Akasi telah ku babat
Kereta angin telah aku sambut
surau di sebrang jenggala raya, tlah terlewat:

“akulah, angin yang telusuri jejakmu,!.”
“ akulah, siang yang mencari teduhmu.”
Semua bayang tlah jadikan suram
Di jalan malam amat temaram
Telah sekian kali aku terlempar
Kumohon agar saja sejuk segar:
Batang, ranting pilar jiwaku melayang
Terlewat dari dunia lampu malam
Terhadang kesepianyang mendayu layang
Akku pulih hingga rindu
Lurus berlari menjadi waktu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar